Translate

Rabu, 11 Juni 2014

URGENSI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGATERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK





Assalamu`alaikum kawand blog...
kali ini ane mau nge-share resuman ane tentang jurnal bapak Jumri Hi. Tahang Basire.
mau tau kelanjutannya? lanjutin terus bacanya sampek bawah... okeee gan !!!

RESUME JURNAL 1“URGENSI PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGATERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK”
oleh Jumri Hi. Tahang Basire

Dalam dunia pendidikan, ada tiga lembaga yang sangat berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian anak yang dikenal dengan sebutan Tripusat Pendidikan, yaitu lembaga keluarga, lembaga sekolah dan lembaga masyarakat. Sesuai dalam GBHN (Tap. MPR No. IV/MPR/1978) ditegaskan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan masyarakat”. Lembaga keluarga merupakan tempat pertama untuk anak menerima pendidikan dan pembinaan. Setelah itu, pendidikan dapat diperoleh dari sekolah dan masyarkat.

Dari pendidikan banyak terjadi perkembangan dunia, di segi pembangunan, pendidikan, keamanan, teknologi informasi. Namun, dari perkembangan tersebut banyak dirasakan juga menimbulkan masalah etis dan kebijakan baru bagi umat manusia. Efek samping itu ternyata berdampak sosiologis, psikologis dan bahkan teologis sehingga nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat menghilang fungsinya.

Untuk menyikapi fenomena global seperti itu, maka penanaman nilai-nilai keagamaan ke dalam jiwa anak secara dini sangat dibutuhkan. Dalam hubungan itu, keluarga pada masa pembangunan (dalam konteks keindonesiaan dikenal dengan era tinggal landas) tetap diharapkan sebagai lembaga sosial yang paling dasar untuk mewujudkan pembangunan kualitas manusia dan lembaga ketahanan untuk mewujudkan manusia-manusia yang ber-akhlakul karimah (Sulastri, 1993).

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan terdahulu, maka yang menjadi permasalahan pokok dalam makalah ini ialah “bagaimana urgensi penerapan pendidikan agama kepada anak dalam keluarga dan peranannya dalam membentuk kepribadian anak”. Selanjutnya, permasalahan pokok tersebut dirumuskan untuk menjadi acuan pembahasan adalah: bagaimana urgensi penerapan pendidikan agama terhadap anak dalam keluarga? Bagaimana penerapan pendidikan agama kepada anak dalam keluarga terhadap penanaman nilai-nilai moral keagamaan?

Pendidikan agama merupakan pendidikan dasar yang harus diberikan kepada anak sejak dini ketika masih muda. Dilihat dari segi usia dini, anak mayoritas adalah berkomunikasi dengan orang tua atau dengan lingkungan rumah tangga. Oleh karena itu, pendidikan agama bisa maksimal jika mulai ditanamkan sejak dari keluarga untuk memberikan kepada anak bekal pengetahuan agama dan nilai-nilai budaya Islam yang sesuai dengan umurnya sehingga dapat menolongnya kepada pengembangan sikap agama yang betul.  Inti pendidikan agama sesungguhnya adalah penanaman iman kedalam jiwa anak didik, dan untuk pelaksanaan hal itu secara maksimal hanya dapat dilaksanakan dalam rumah tangga.

Dari segi kegunaan, pendidikan agama dalam rumah tangga (keluarga) berfungsi sebagai berikut: Pertama, penanaman nilai dalam arti pandangan hidup yang kelak mewarnai perkembangan jasmani dan akal anak. Kedua, penanaman sikap yang kelak menjadi basis dalam menghargai guru dan pengetahuan di sekolah (Tafsir, 1994). Demikianlah, keluarga pernah dan masih tetap merupakan tempat pendidikan pertama, tempat anak berinteraksi dan menerima kehidupan emosional.

Individu dewasa ini menghadapi arus informasi dan budaya modern yang mesti disikapi. Kesalahan utama yang dilakukan budaya modern yang berpijak pada budaya barat adalah lahirnya pandangan bahwa segala yang bersumber dari barat diserap dan dianggap sebagai ciri kemodernan (Ashmed, 1993). Menyebabkan generasi-generasi muda (remaja) terjerumus ke dalam berbagai bentuk Penyimpangan dan kenakalan yang tidak dapat ditolerir secara agamis.

Bekal pendidikan agama yang diperoleh anak dari lingkungan keluarga akan memberinya kemampuan untuk mengambil haluan di tengah-tengah kemajuan yang demikian pesat. Oleh sebab itu, penerapan pendidikan agama bagi anak dalam keluarga merupakan sebuah keharusan dan membutuhkan perhatian yang serius. Kenyataan membuktikan bahwa anak-anak yang semasa kecilnya terbiasa dengan kehidupan keagamaan dalam keluarga, akan memberikan pengaruh positif terhadap perkembangan kepribadian anak pada fase-fase selanjutnya.

Pendidikan agama sangat terkait dengan pendidikan akhlak. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pendidikan akhlak dalam pengertian islam adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan agama. Hal tersebut karena agama selalu menjadi parameter, sehingga yang baik adalah yang dianggap baik oleh agama dan yang buruk adalah yang dianggap buruk oleh agama. Oleh sebab itu, tujuan tertinggi pendidikan islam adalah mendidik jiwa dan akhlak (Arifin, 1996). Pada setiap anak, sebagian besar tingkah lakunya diberi corak oleh tradisi kebudayaan serta kepercayaan keluarga. Jadi penerapan pendidikan keluarga, khususnya dalam pendidikan, akhlak harus dibina dari kecil dengan pembiasaan-pembiasaan dan contoh teladan dari keluarga terutama kedua orang tua. Dengan demikian anak akan memiliki pengetahuan tentang dasar-dasar akhlak.

Anak adalah generasi penerus yang di masa depannya akan menjadi anggota masyarakat secara penuh dan mandiri. Oleh karena itu seorang anak sejak kecil harus sudah mulai belajar bermasyarakat, agar nantinya dia dapat tumbuh dan berkembang menjadi manusia yang dapat menjalankan fungsi-fungsi sosialnya. Lingkungan sosial yang pertama bagi anak ialah rumah. Lingkungan keluarga itu akan membawa perkembangan perasaan sosial yang pertama misalnya, perasaan simpati yaitu suatu usaha untuk menyesuaikan diri dengan perasaan orang lain.

Penerapan pendidikan agama terhadap anak sangat berpengaruh terhadap pembentukan sikap dan tingkah laku anak. Pemberian modal-modal keagamaan dalam keluarga, secara garis besarnya dapat melahirkan implikasi-implikasi sebagai berikut: (a) anak memiliki pengetahuan dasar-dasar keagamaan, (b) anak memiliki pengetahuan dasar akhlak, (c) anak memiliki pengetahuan dasar sosial. Pengetahuan-pengetahuan dasar tersebut memiliki arti penting untuk pencapaian tujuan asasi dari pendidikan Islam, yaitu penanaman iman dan akhlaqul karimah.

Dengan demikian, terlihat betapa besar tanggung jawab orang tua terhadap anak. Bagi seorang anak, keluarga merupakan persekutuan hidup pada lingkungan keluarga tempat di mana ia menjadi pribadi atau diri sendiri. Selain itu, keluarga juga merupakan wadah bagi anak dalam konteks proses belajarnya untuk mengembangkan dan membentuk diri dan fungsi sosialnya. Di samping itu, keluarga merupakan tempat belajar bagi anak dalam segala sikap untuk berbakti kepada Tuhan sebagai perwujudan hidup yang tertinggi.

sekian resume nya gan, semoga bermanfaat bagi agan yang mau membaca dan ane dapat pahala udah berbagi ilmu hehehe... pokoke aamiin gan!

Tidak ada komentar: