Translate

Rabu, 11 Juni 2014

PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK-ANAK

Assalamu`alaikum, piye kabare agan sista?? ane mo posting resume jurnal lagi nih.... jangan bosen yah! ilmu memang tak ada habisnya gan,, semoga selalu bermanfaat aamiin, trusin deh bacanya sampek kebawah,, seriusin gan, pasti ntar dapat barakallah... siip dah pokoke
RESUME JURNAL 3
“PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK-ANAK”
Oleh Fachrudin

Pendidikan dalam keluarga berjalan sepanjang masa, melalui proses interaksi dan sosialisasi di dalam keluarga itu sendiri. Esensi pendidikannya tersirat dalam integritas keluarga, baik di dalam komunikasi antara sesama anggota keluarga, dalam tingkah laku keseharian orang tua dan anggota keluarga lainnya juga dalam hal-hal lainnya yang berjalan dalam keluarga semuanya merupakan sebuah proses pendidikan bagi anak-anak.

Sejalan dengan semakin pesatnya arus globalisasi yang dicirikan dengan derasnya arus informasi dan teknologi ternyata dari satu sisi memunculkan persoalan-persoalan baru yang kerap kita temukan pada diri individu dalam suatu masyarakat, seperti tawuran pelajar, kenakalan remaja, genk motor, narkoba, kekerasan adalah bukti pengaruh negatif dari kemajuan peradaban manusia. Dan hal tersebut berpengaruh terhadap kemapanan dan tatanan masyarakat damai seperti yag diharapkan.

Masalah kepribadian adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik dalam masyarakat yang telah maju, maupun dalam masyarakat yang masih terbelakang. Buruknya kepribadian adalah di antara macam-macam kelakuan anak-anak yang menggelisahkan orang tuanya sendiri dan juga ada yang menggelisahkan dirinya sendiri.

Keluarga dalam islam bermula dari terciptanya hubungan suci yang dinamakan pernikahan yang halal antara laki-laki dan perempuan. Keluarga yang ideal terdiri dari ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu dimana ia berinteraksi. Keberadaan keluarga bukan hanya penting bagi individu, akan tetapi penting juga bagi masyarakat, sehingga masyarakat menganggap keluarga sebagai intitusi sosial yang terpenting.

Suasana keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang dibesarkan dalam suasana yang harmonis dan agamis, maka kepribadian anak tersebut cenderung positif dan sehat. Fungsi keluarga dalam kajian psikologikal modern menekankan pendidikan anak kepada pembinaan jiwa mereka dengan rasa cinta dan kasih sayang. Hal itu juga sudah di sampaikan oleh orang ahli jiwa muslim yang terdahulu dalam berbagai tulisannya. Dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah juga banyak yang menekankan pentingnya pendidikan dalam keluarga. Diantaranya: Allah SWT berfirman “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Q.S. (66): 6). Juga Rasulullah SAW bersabda: “setiap bayi dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), maka ibu bapaknya lah yang menjadikan ia yahudi, nasrani, atau majuzi (H.R. Tabrani dan baihaqi). Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah SAW menjelaskan “Awasilah anak-anakmu dan perbaikilah adabnya” (H.R Ibnu Majah). Dari bukti-bukti diatas menunjukkan bahwa mendidik anak adalah kewajiban yang paling utama.

Kepribadian adalah kualitas keseluruhan perilaku individu. Perkembangan kepribadian seseorang berdasarkan atas tiga faktor utama. Pertama, pengaruh keturunan individu; kedua, pengalaman awal dalam keluarga; dan ketiga peristiwa-peristiwa penting dikemudian hari diluar lingkungan rumah. Jadi, kepribadian berasal dari hasil belajar secara eksklusif dan keturunan eksklusif.

Dalam analisis, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak memiliki kepribadian yang buruk, antara lain adalah:
1.      Kurang tertanamnya jiwa keagamaan pada tiap-tiap orang dalam masyarakat.
2.      Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi, social dan politik.
3.      Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, dalam rumah tangga, sekolah maupun masyarakat.
4.      Suasana rumah tangga yang kurang baik.
5.      Diperkenalkannya secara populer obat-obat dan alat-alat anti hamil
6.      Banyak tulisan, gambar, siaran, kesenian yang tidak mengindahkan dasar-dasar dan tuntunan moral
7.      Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang baik, dan yang membawa kepada pembinaan moral.
8.      Tidak ada markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan pemuda-pemuda.

Dilihat dari faktor diatas, Kurangnya jiwa keagamaan tiap individu anak menunjukkan anak merosot nilai moralnya dan mengakibatkan berkepribadian buruk. Keluarga mempunyai fungsi religius sebagai pendidik dilingkungan rumah tangganya umtuk menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya sejak dini. Supaya penanaman nilai-nilai agama itu membuat kuatnya jiwa anak-anak untuk menghadapi segala tantangan zaman. Keluarga hendaknya mengajarkan pengetahuan agama dan kebudayaan agama sesuai dengan umurnya. Terdapat cara praktis yang patut digunakan untuk menanamkan semangat keagamaan kepada anak-anak:
1.      Memberi tauladan yang baik kepada anak-anak
2.      Membiasakan anak-anak untuk melakukan kegiatan sesuai kaidah agama agar anak-anak terbiasa untuk melakukannya
3.      Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah
4.      Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama guna untuk memperdalam pengetahuan agama
5.      Menggalakkan mereka turut serta dalam kegiatan-kegiatan agama


Selain pendidikan agama, keluarga juga berkewajiban mengajarkan anak-anaknya tentang pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak bagi anak juga sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Dalam islam, agama dan akhlak tidak dapat dipisahkan. Sebab, akhlak baik atau buruk yang menentukan itu baik atau buruk adalah pendidikan agama.

Tidak ada komentar: