Assalamu`alaikum,
piye kabare agan sista?? ane mo posting resume jurnal lagi nih.... jangan bosen yah! ilmu memang tak ada habisnya gan,, semoga selalu bermanfaat aamiin, trusin deh bacanya sampek kebawah,, seriusin gan, pasti ntar dapat barakallah... siip dah pokoke
RESUME JURNAL 3
“PERANAN PENDIDIKAN AGAMA DALAM KELUARGA
TERHADAP PEMBENTUKAN KEPRIBADIAN ANAK-ANAK”
Oleh Fachrudin
Pendidikan
dalam keluarga berjalan sepanjang masa, melalui proses interaksi dan
sosialisasi di dalam keluarga itu sendiri. Esensi pendidikannya tersirat dalam
integritas keluarga, baik di dalam komunikasi antara sesama anggota keluarga,
dalam tingkah laku keseharian orang tua dan anggota keluarga lainnya juga dalam
hal-hal lainnya yang berjalan dalam keluarga semuanya merupakan sebuah proses
pendidikan bagi anak-anak.
Sejalan
dengan semakin pesatnya arus globalisasi yang dicirikan dengan derasnya arus
informasi dan teknologi ternyata dari satu sisi memunculkan persoalan-persoalan
baru yang kerap kita temukan pada diri individu dalam suatu masyarakat, seperti
tawuran pelajar, kenakalan remaja, genk motor, narkoba, kekerasan adalah bukti
pengaruh negatif dari kemajuan peradaban manusia. Dan hal tersebut berpengaruh
terhadap kemapanan dan tatanan masyarakat damai seperti yag diharapkan.
Masalah
kepribadian adalah suatu masalah yang menjadi perhatian orang dimana saja, baik
dalam masyarakat yang telah maju, maupun dalam masyarakat yang masih
terbelakang. Buruknya kepribadian adalah di antara macam-macam kelakuan
anak-anak yang menggelisahkan orang tuanya sendiri dan juga ada yang
menggelisahkan dirinya sendiri.
Keluarga
dalam islam bermula dari terciptanya hubungan suci yang dinamakan pernikahan
yang halal antara laki-laki dan perempuan. Keluarga yang ideal terdiri dari
ayah, ibu dan anak. Keluarga merupakan lingkungan pertama bagi setiap individu
dimana ia berinteraksi. Keberadaan keluarga bukan hanya penting bagi individu,
akan tetapi penting juga bagi masyarakat, sehingga masyarakat menganggap
keluarga sebagai intitusi sosial yang terpenting.
Suasana
keluarga sangat penting bagi perkembangan kepribadian anak. Seorang anak yang
dibesarkan dalam suasana yang harmonis dan agamis, maka kepribadian anak
tersebut cenderung positif dan sehat. Fungsi keluarga dalam kajian psikologikal
modern menekankan pendidikan anak kepada pembinaan jiwa mereka dengan rasa
cinta dan kasih sayang. Hal itu juga sudah di sampaikan oleh orang ahli jiwa
muslim yang terdahulu dalam berbagai tulisannya. Dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah
juga banyak yang menekankan pentingnya pendidikan dalam keluarga. Diantaranya:
Allah SWT berfirman “Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka” (Q.S.
(66): 6). Juga Rasulullah SAW bersabda: “setiap bayi dilahirkan dalam keadaan
fitrah (suci), maka ibu bapaknya lah yang menjadikan ia yahudi, nasrani, atau
majuzi (H.R. Tabrani dan baihaqi). Dalam sabdanya yang lain, Rasulullah SAW
menjelaskan “Awasilah anak-anakmu dan perbaikilah adabnya” (H.R Ibnu Majah).
Dari bukti-bukti diatas menunjukkan bahwa mendidik anak adalah kewajiban yang
paling utama.
Kepribadian
adalah kualitas keseluruhan perilaku individu. Perkembangan kepribadian
seseorang berdasarkan atas tiga faktor utama. Pertama, pengaruh keturunan
individu; kedua, pengalaman awal dalam keluarga; dan ketiga peristiwa-peristiwa
penting dikemudian hari diluar lingkungan rumah. Jadi, kepribadian berasal dari
hasil belajar secara eksklusif dan keturunan eksklusif.
Dalam
analisis, terdapat beberapa faktor yang menyebabkan anak memiliki kepribadian
yang buruk, antara lain adalah:
1.
Kurang tertanamnya jiwa keagamaan pada tiap-tiap orang dalam
masyarakat.
2.
Keadaan masyarakat yang kurang stabil, baik dari segi ekonomi,
social dan politik.
3.
Pendidikan moral tidak terlaksana menurut mestinya, dalam rumah
tangga, sekolah maupun masyarakat.
4.
Suasana rumah tangga yang kurang baik.
5.
Diperkenalkannya secara populer obat-obat dan alat-alat anti hamil
6.
Banyak tulisan, gambar, siaran, kesenian yang tidak mengindahkan
dasar-dasar dan tuntunan moral
7.
Kurang adanya bimbingan untuk mengisi waktu luang dengan cara yang
baik, dan yang membawa kepada pembinaan moral.
8.
Tidak ada markas bimbingan dan penyuluhan bagi anak-anak dan
pemuda-pemuda.
Dilihat
dari faktor diatas, Kurangnya jiwa keagamaan tiap individu anak menunjukkan
anak merosot nilai moralnya dan mengakibatkan berkepribadian buruk. Keluarga
mempunyai fungsi religius sebagai pendidik dilingkungan rumah tangganya umtuk
menanamkan nilai-nilai agama kepada anaknya sejak dini. Supaya penanaman
nilai-nilai agama itu membuat kuatnya jiwa anak-anak untuk menghadapi segala tantangan
zaman. Keluarga hendaknya mengajarkan pengetahuan agama dan kebudayaan agama
sesuai dengan umurnya. Terdapat cara praktis yang patut digunakan untuk
menanamkan semangat keagamaan kepada anak-anak:
1.
Memberi tauladan yang baik kepada anak-anak
2.
Membiasakan anak-anak untuk melakukan kegiatan sesuai kaidah agama
agar anak-anak terbiasa untuk melakukannya
3.
Menyiapkan suasana agama dan spiritual yang sesuai dirumah
4.
Membimbing mereka membaca bacaan-bacaan agama guna untuk
memperdalam pengetahuan agama
5.
Menggalakkan mereka turut serta dalam kegiatan-kegiatan agama
Selain pendidikan agama, keluarga juga berkewajiban
mengajarkan anak-anaknya tentang pendidikan akhlak. Pendidikan akhlak bagi anak
juga sangat berpengaruh terhadap kepribadian anak. Dalam islam, agama dan
akhlak tidak dapat dipisahkan. Sebab, akhlak baik atau buruk yang menentukan
itu baik atau buruk adalah pendidikan agama.